√ Mengenal Semua Guru dari Avatar Aang - Scenewar.com
”Ingat menang atau kalah ditentukan oleh kelengahan sesaat” ~ Kizaru (Chapter 568)

Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenal Semua Guru dari Avatar Aang

 Aang merupakan tokoh utama di serial Avatar The Legend of Aang. Dia tinggal di Kuil Udara Selatan bersama para biksu pengembara udara. Suatu ketika Aang marah karena ia merasa bahwa dirinya dijauhi teman-temannya karena statusnya sebagai Avatar. Saat marah dia pergi meninggalkan tempat tinggalnya. Suatu ketika ada badai menerjang perjalanan Aang, hingga dia reflek mode Avatar dan membekukan dirinya selama hampir seratus tahun.


Dimasa depan, Aang bangkit dari ketidaksadarannya. Karena dia seorang Avatar, ia mendapat beban untuk mengalahkan Raja Api yang menindas sebagian di belahan dunia. Untuk mengalahkan Raja Api Aang harus menguasai keempat dasar elemen seperti Udara, Air, Bumi dan Api. Kebetulan dia merupakan pengendali udara dan satu-satunya di masa itu. Dia harus mempelajari beberapa elemen lainnya untuk mengalahkan Raja Api. Berikut beberapa guru dari Avatar Aang.


Gyatso


Gyatso adalah seorang rahib di Kuil Udara Selatan. Ia merupakan pengasuh Aang semenjak bayi, sehingga hubungan antara Gyatso dan Aang sangat erat. Pada masa muda, ia berteman dengan Avatar Roku dan mempelajari ilmu pengendalian udara bersama-sama. Mereka juga mengalami masa suka-duka sehingga hubungan pertemanan mereka erat. Kemudian, Gyatso diangkat menjadi salah satu dari lima rahib utama di Kuil Udara Selatan. Ia banyak menghabiskan waktu bersama Aang dan amat menyayangi anak didiknya tersebut. Saat para rahib memutuskan untuk membawa Aang ke Kuil Udara Timur, Gyatso menolak, tetapi para rahib tidak mau mengubah keputusan mereka. Akhirnya, setelah Aang menguping rencana tersebut, diam-diam ia kabur menuju kutub selatan. Setelah Gyatso ditinggalkan oleh Aang, perang meletus dan Kuil Udara Selatan diserbu oleh pasukan Negara Api. Dalam sebuah ruangan kuil, Gyatso tewas dikelilingi oleh pasukan Negara Api. Saat Aang kembali ke Kuil Udara Selatan setelah tidur panjang selama 100 tahun, ia mendapati Gyatso telah menjadi tulang belulang, dan kerangka pasukan Negara Api berserakan di sekelilingnya.


Master Pakku


Master Pakku adalah seorang ahli pengendalian air yang berasal dari Suku Air Utara di kutub utara. Ia merupakan guru bagi Aang dan Katara. Pada waktu muda, ia mencintai nenek Katara, yaitu Kanna, dan mereka bertunangan. Pakku memberinya sebuah kalung berwarna biru yang memiliki ukiran simbol pengendalian air. Namun Kanna tidak mencintai Pakku, dan ia tidak mau mengikuti adat yang mengikat dirinya tersebut. Ia memilih untuk pergi meninggalkan Pakku. Saat Aang dan kawan-kawan menjumpai Pakku untuk mempelajari ilmu pengendalian air, ia sudah tampak tua. Pakku menuruti tradisi di Suku Air Utara, yaitu wanita tidak boleh mempelajari ilmu bela diri dengan pengendalian air. Tradisi itu ditentang oleh Katara, sehingga terjadi pertarungan antara Pakku dan Katara. Saat Katara tidak berkutik setelah menerima serangan Pakku, kalung yang diberikan oleh neneknya jatuh. Pakku memungutnya dan terkenang kembali dengan kekasih lamanya, yaitu Kanna. Pakku sadar bahwa tradisi sukunya telah menyebabkan ia kehilangan orang yang dicintainya. Setelah sadar, Pakku berubah pikiran, dan ia setuju untuk mengajari Katara ilmu pengendalian air. Saat kutub utara digempur oleh armada besar yang dipimpin Laksamana Zhao, Master Pakku menyerang banyak pasukan Negara Api. Akhirnya serangan berhasil dipadamkan setelah Laksamana Zhao terbunuh. Pascaperang, Master Pakku beserta beberapa pria memutuskan untuk pergi ke kutub selatan.


Katara


Katara adalah seorang Pengendali Air perempuan satu-satunya yang diketahui tersisa di Suku Air Selatan. Ia dibesarkan oleh neneknya, Kanna bersama kakaknya, Sokka setelah ayahnya, Hakoda pergi meninggalkan sukunya untuk berperang bersama para pria lainnya. Masa kecilnya sangat bahagia, dengan cinta dari keluarganya, sampai akhirnya Katara harus berpisah dengan ibunya saat Penggerebekan Selatan oleh Negara Api. Bertahun-tahun setelah tragedi tersebut, Katara dan kakaknya bertemu dengan seorang Pengelana Udara, Aang di mana sudah ratusan tahun membeku di dalam sebuah es[1]. Karena membutuhkan seorang Guru Pengendali Air, Katara dan Aang serta Sokka pergi dari Kutub Selatan menuju Kutub Utara[2]. Katara dan Sokka menjadi teman dekat Aang, setelah berpetualang di Kutub Utara, hingga akhirnya meneruskan mencari Guru Pengendali sisanya, Bumi dan Api dengan mengarungi dunia. Kedua bersaudara menjadi asisten Aang untuk menyelamatkan dunia, dari Kuasa Negara Api, hingga akhirnya menyeimbangkan keseimbangan dunia.[3]


Master Yu


Master Yu adalah seorang ahli pengendalian tanah yang tinggal di kota Gaoling. Ia memiliki sebuah akademi pengendalian tanah, sekaligus menjadi guru di akademi tersebut. Ia mendidik para pengendali tanah yang masih muda, termasuk Toph Bei Fong, teman Aang. Hubungannya dengan keluarga Bei Fong tampak dekat, seperti yang terlihat dalam episode "The Blind Bandit." Mulanya Aang mencari Master Yu untuk mempelajari pengendalian tanah, tetapi karena pendidikan yang diberikan oleh Master Yu tidak gratis, maka ia beralih kepada Toph. Keluarga Bei Fong menyarankan agar Aang menerima Master Yu sebagai guru karena ia dianggap sebagai ahli pengendalian tanah terhebat di kota Gaoling, tetapi Aang menolak dengan sopan, karena ia merasa Toph jauh lebih hebat daripada Master Yu. Saat Aang diculik, Toph melawan para penjahat dengan kekuatan pengendalian tanah yang hebat di hadapan Master Yu, sehingga Master Yu tidak sangsi lagi bahwa Toph adalah pengendali tanah terhebat yang pernah ia lihat. Setelah Toph kabur dari rumahnya untuk berpetualang bersama Tim Avatar, Master Yu direkrut oleh ayah Toph agar membawa Toph pulang dalam keadaan hidup-hidup. Di Ba Sing Se, Master Yu bersama Xin Fu berhasil mengurung Toph dalam peti besi lalu membawanya pulang. Namun di tengah perjalanan, Toph berhasil mendobrak peti besi yang mengurungnya. Kemudian Master Yu dan Xin Fu dikurung dalam peti tersebut oleh Toph.



Toph

Toph Beifong, atau yang biasanya dipanggil Toph adalah Master Pengendali Tanah dan mungkin Pengendali Bumi paling kuat di seluruh Dunia Avatar. Buta sejak lahir, Toph selalu direndahkan dan diover-protektif oleh orang tuanya, sebagai seorang gadis kecil yang lemah. Namun, saat ia masih kecil, ia kabur dari rumah dan bertemu dua ekor badgermoles (Tikus Tanah), dia belajar seismic sense, dan dari mereka Toph belajar untuk menggunakan Pengendalian Tanah sebagai perpanjangan inderanya, secara efetktif memberi "penglihatan" melalui getaran tanah.[2]


Biksu Pathik


Guru Pathik adalah teman para rahib dari kaum Pengembara Udara. Ia menjadi penasihat spiritual Aang. Ia muncul pertama kali dalam episode "Appa's Lost Days." Ketika Appa kembali ke rumahnya (Kuil Udara Timur) sendirian, ia mendapati Guru Pathik sedang bermeditasi dengan tubuh terlentang. Appa mengiranya sebagai salah satu kaum Pengembara Udara yang tersisa. Namun ketika Appa mendekat, ia sadar bahwa Guru Pathik adalah orang lain. Guru Pathik merasakan energi yang terkandung dalam tubuh Appa dan dari sana ia mengetahui bahwa hubungan antara Appa dan Aang sangat kuat. Dengan merasakan kekuatan tersebut, Guru Pathik pun mengetahui dimana Aang berada. Setelah menulis surat yang ditujukan kepada Aang, Guru Pathik menyuruh Appa untuk pergi ke Ba Sing Se, dimana Aang berada. Saat Aang datang ke hadapannya, Guru Pathik membantu Aang mempelajari tujuh jenis cakra agar Aang mampu mengontrol kekuatannya sebagai seorang Avatar. Saat Aang menolak untuk membuka cakra ketujuhnya, Guru Pathik menjelaskan bahwa Aang tidak akan mampu menguasai "keadaan Avatar" lagi. Bagaimanapun juga, Aang tanpa sengaja membukanya saat bertarung dengan Raja Api Ozai.


Zuko


Raja Api Zuko adalah seorang pengendali api yang berbakat dan kuat, terlahir sebagai seorang pangeran di Keluarga Kerajaan Negara Api. Ia seringkali dikisahkan mengalami nasib yang sama dengan Avatar Aang. Muncul sebagai tokoh antagonis utama, Zuko menjalani hidupnya untuk menangkap Avatar yang lama menghilang, untuk mengakhiri masa pembuangannya dan mendapatkan kembali kehormatannya sebagai Putra Mahkota dari Negara Api. Zuko dengan mudah dapat dikenali dari bekas luka di sisi kiri wajahnya. Luka tersebut diberikan oleh ayahnya, Raja Api Ozai, tak lama sebelum ia dibuangan. Luka tersebut adalah hasil dari sebuah insiden di mana ia tidak menghormati ayahnya dengan berbicara diluar dari gilirannya dan menolak Agni Kai melawan sang ayah.[3]

Get notifications from this blog